Sarasehan
“ Prospek keadilan
dan perdamaian dari budidaya
tanaman Nilam bagi
petani di desa Giri
Cahyo, Purwosari, Gunung Kidul”
Latar
Belakang :
Petani adalah tulang punggung perekonomian
Indonesia.
Sekalipun demikian, petani
Indonesia belum
mengalami kesejahteraan karena
kemampuan pengolahan hasil
pertanian masih dilakukan
secara alamiah belum didukung
oleh suatu sistem produksi yang memberikan keuntungan kepada petani.
Petani karena keterbatasan pengetahuannya masih
mengandalkan produksi pertanian yang dijual ke pasar tanpa melalui proses pengolahan untuk
meningkatkan nilai jualnya. Misalkan petani
menjual bagian-bagian pohon
untuk bahan dasar pembangunan dan maupun
kayu bakar.
Padahal dalam lingkaran
kerja petani dan keluarganya, selain menyediakan pangan
kepada masyarakat, bisa juga melakukan
pengolahan hasil pertanian
dan kehutanan untuk menjadi
bahan dasar untuk industri kimia yang menghasil obat-obatan, balsem, minyak wangi, kosmetik,
makanan, pewarnaan
alamiah dan sebagainya.
Misalkan tanaman nilam
( bahasa Latin: Pogostemoncablin) adalah tanaman yang bisa diproses untuk
menghasilkan minyak Atsiri. Minyak Atsiri yang dihasilkan
dari hasil penyulingan daun dan
batang tanaman nilam bisa
digunakan sebagai bahan
dasar minyak wangi dan dupa. Tanaman nilam dan
banyak tanaman lainnya dapat
digolongkan sebagai bahan
baku bagi industri kimia.
Pemanfaatan lahan pertanian
secara efisien bisa memberikan
nilai tambah kepada petani. Selain menanam
pohon-pohon berkayu keras
untuk bahan produksi rumah, tanah pertanian
bisa ditanam dengan
tanaman budidaya bahan
baku industri kimia seperti
dijelaskan di atas. Selain itu, lingkaran
kerja keluarga petani sekaligus
bisa terlibat dalam
pengolahan sendiri tanaman
penghasil bahan baku
industri kimia. Misalkan dari
keluarga petani, orang tua terlibat
menanam, sedang anak-anaknya bekerja
untuk melakukan penyulingan tanaman
bahan industri kimia tersebut.
Peningkatan pengetahuan petani
tentang posisi, manfaatnya dalam proses produksi untuk mendorong upaya transformasi
pola berusaha yang berkeadilan kepada
semua segmen yang terlibat dalam lingkaran
industri kimia seperti
sudah dijelaskan di atas sangat penting
dilakukan.
Pemahaman yang benar dari petani tentang mekanisme produksi
ini akan memberikan motivasi kepadanya
untuk terlibat dalam menyiapkan
bahan dasar industri kimia sekaligus
mengatasi masalah pengangguran
intelektual yang mulai bertumbuh di
pedesaan.
Tujuan Umum:
Meningkatkan kesejahteraan kehidupan petani di desa Giri Cahyo melalui upaya budidaya tanaman nilam sebagai bahan dasar industri kimia.
Tujuan
Khusus:
- Menambah pengetahuan tentang industri kimia dalam kaitan dengan pengolahan pertanian.
- Menambah pengetahuan dan ketrampilan petani dan keluarganya untuk siap membudidayakan tanaman nilam.
- Mempersiapkan diri petani dalam membudidayakan tanaman nilam sebagai komponen industri kimia.
- Melindungi hak dan kewajiban petani mencapai keadilan dan perdamaian dalam merintis budidaya tanaman nilam untuk menopang bahan dasar industri kimia.
- Menambah pendapatan petani.
Hasil yang
diharapkan :
- Petani mengerti tentang proses produksi minyak Atsiri dari tanaman nilam.
- Petani terlibat dalam merencanakan penyediaan bahan baku bagi industri kimia dengan menentukan secara adil harga jual tanaman nilam sebelum diolah menjadi minyak Atsiri.
- Adanya kesepakatan tentang proses produksi tanaman nilam yang menguntungkan kepada petani.
Bentuk
Kegiatan :
Sarasehan
Judul Sarasehan:
“Prospek keadilan
dan perdamaian dari budidaya
tanaman Nilam bagi
petani di desa Giri Cahyo, Purwosari, Gunung Kidul”
Partisipan:
Jumlah: 55 – 60 orang terdiri dari:
1.Staf Pemerintah Desa Giri
Cahyo
2.Utusan dari kelompok
3.Mantan mahasiswa-I KKN Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
4.Pusat Studi Minyak Atsiri Universitas Islam Indonesia
5.Griya Jati Rasa. Lembaga Pengkajian
dan Pemberdayaan Kreatifitas Bangsa untuk
Keadilan
dan Perdamaian.
Waktu dan
tempat
Sarasehanakan diselenggarakan pada,
Hari/tanggal
: Sabtu / 18 Oktober 2014
Pukul : 19.15 – 21.00 WIB
Tempat : Balai Dusun
Gabuk, Desa Giri Cahyo, Purwosari Gunung
Kidul
Agenda : Tentatif
terlampir paling terakhir
Penyelenggara:
- Pemerintah Desa Giri Cahyo
- Pusat Studi Minyak Atsiri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
- Griya Jati Rasa. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kreatifitas Bangsa untuk Keadilan dan Perdamaian
Penggagas
dan Pelaksana:
- Mantan Mahasiswa/I KKN Universitas Islam Indonesia menggagaskan program dan fundraising untuk penanaman Nilam di desa Giri Cahyo.
- Pemerintah desa Giri Cahyo mempersiapkan warga desa untuk terlibat dalam program penanaman Nilam.
- Griya Jati Rasa. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kreatifitas Bangsa untuk Keadilan dan Perdamaian, menggagaskan sarasehan ini sekaligus berfungsi merumuskan TOR Sarasehan, menghubungi berbagai narasumber dan berfungsi sebagai moderator pada pelaksanaannya dan juga menjadi salah satu narasumber.
|
|
|
1.
Narasumber
danTopik Bahasan:
1.1.
Bapak Dwiarsa M.Si, Ketua Pusat Studi Minyak Atsiri Universitas Islam Indonesia tentang “Tanaman Nilam sebagai minyakatsiri dan prospeknya dalam industri kimia”
1.2.
Wakil mantan mahasiswa/I KKN Universitas Islam Indonesia tentang “Membangun kewirausahaan dari lahan pertanian kepenyulingan “Nilam”.
1.3.
Kepala Urusan Perencanaan dan Pembangunan Desa Giri Cahyo tentang “Kesiapan warga Giri Cahyo dalam membudidayakan tanaman nilam, tantangan dan prospeknya”.
1.4.
Ibu Farsijana Adeney-Risakotta,Ph.D tentang “Pengawalan kebijakan industri masuk pedesaan yang memberikan keadilan dan perdamaian kepada masyarakat”
Agenda
Sarasehan:
Tentatif
1. Pembukaan:
MC
2. Kata
Sambutan: Kepala Desa Giri
Cahyo
3. Pengantar
Sarasehan: Moderator
4. Pembahas 1: Bapak
Dwiarsa, M.Si
5. Pembahas
2: Kepala Urusan
Perencanaan dan Pembangunan
Desa Giri
Cahyo
6. Pembahas 3
: Wakil mantan
mahasiswa KKN Universitas Islam Indonesia
7. Pembahas 4
: Ibu Farsijana Adeney – Risakotta, Ph.D
8. Tanya
Jawab: Moderator
9. Kesimpulan:
Moderator
10. Penutup:
MC
|
@Griya Jati Rasa/TOR/Sarasehan
Budidaya Nilam