Monday, February 23, 2015

Bahas Pembentukan Griya Jati Rasa Micro Finance



Yayasan Griya Jati Rasa Kumpulkan Kelompok Usaha Binaannya

Bahas Pembentukan Griya Jati Rasa Micro Finance  


                                                                                            DIAN PRAMUDITA/GJR
     SEJUMLAH perwakilan dari berbagai kelompok usaha yang berasal 
  dari kelima desa binaan Yayasan Griya Jati Rasa, sedang mengikuti 
                 pembahasan proses pembentukan GJR Micro Finance, di Pondok Tali Rasa, 
     Jalan Dumung 100, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Sabtu, (21/2) lalu.




DEPOK - Yayasan Griya Jati Rasa (GJR) mengumpulkan serta mempertemukan kelompok-kelompok usaha dari lima desa binaannya guna membahas proses pembentukan Griya Jati Rasa (GJR) Micro Finance, yang nantinya akan beranggotakan dari kelompok usaha tersebut. Acara berlangsung, Sabtu (21/2) kemarin di Sekretariat Yayasan GJR, Pondok Tali Rasa, Jalan Dumung 100, Karanggayam, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
GJR Micro Finance merupakan salah satu unit usaha simpan pinjam yang dimiliki oleh Yayasan GJR. Keberadaannya bersifat umum. Difungsikan untuk mendukung serta membantu kelompok-kelompok usaha, dimulai dari kelima desa binaan Yayasan GJR. Bentuk bantuannya di bidang permodalan yang disesuaikan dengan perencanaan bisnis, guna pengembangan usaha mereka.       
Peserta yang hadir dalam acara ini sebanyak 18 orang, yang terdiri dari anggota berbagai kelompok usaha tersebut dan pengurus Yayasan GJR. Pemandu acara kegiatan ini yaitu salah satu anggota Divisi Gerakan Sosial dan Pengorganisasian Kelompok UMKM Yayasan GJR, Ismi Barzanah. Sedangkan pemberi materi yaitu konsultan perekonomian sekaligus praktisi di bidang simpan pinjam Robert Sherlynicos Amrin, SE.
            Walaupun nama acaranya pembentukkan Pengurus dan Keanggotaan GJR Micro Finance, namun kegiatan kali ini masih bersifat sharing dan dialog antara pemberi materi dengan para peserta yang berasal dari berbagai kelompok usaha tersebut. Belum sampai pada tahap untuk menentukan struktur dan susunan pengurusnya. Hasil dari kegiatan ini yaitu bisa menyerap aspirasi dari para peserta tentang permasalahan kelompok usaha mereka, sehingga nantinya bisa menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk proses penyusunan konsep serta aturan pada GJR Micro Finance.
            Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur GJR DR Farsijana Adeney Risakotta (50), “Tadi belum terbentuk pengurus karena gambaran tentang GJR Micro Finance harus disamakan persepsinya terlebih dahulu, terutama bagaimana modal itu disalurkan, bagaimana melayani kelompok sehingga modal itu nantinya dikembalikan untuk bisa dipakai buat pengembangan lagi,” tuturnya saat ditemui, Sabtu (21/2) lalu. Pihaknya menjelaskan bila saat ini masih dalam proses pengorganisasian dan mencari tahu kebutuhan kongkretnya.
            “Ada faktor-faktor yang perlu dibahas terlebih dahulu, sehingga nantinya kelompok pada waktu memutuskan untuk bergabung dalam keanggotaan (GJR Micro Finance-Red) tidak merasa terpaksa dan tahu soal microfinance, tidak hanya modal, tapi juga rangkaian proses produksi juga harus dikawal,” ungkap Farsijana Adeney Risakotta.            
            Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menemukan kesamaan tentang pentingnya modal usaha yang diperlukan oleh kelompok-kelompok usaha di desa binaan dan harus didukung oleh GJR untuk merealisasikan pencapaian kemandirian desa.
Menurut rencana dalam satu minggu ini akan dibuat AD/ART GJR Micro Finance, dengan difasilitasi oleh Robert Sherlynicos Amrin, SE, sebagai fasilitator, konsultan ekonomi sekaligus anggota yayasan GJR. Setelah AD/ART nanti terbentuk, baru akan diadakan pertemuan kembali untuk menyusun kepengurusan GJR Microfinance. Menurut rencana calon pengurusnya berasal dari pengurus Yayasan GJR dan perwakilan anggota dari penerima manfaat microfinance.
Calon anggota dari GJR Micro Finance untuk sementara ini diutamakan dari kelompok-kelompok usaha di kelima desa binaan Yayasan GJR yang kelompoknya memenuhi kriteria berdasarkan standar yang dibuat oleh GJR Micro Finance.
Salah satu Pengawas Yayasan GJR, Erlinda Panisales (59)  menyambut baik kegiatan ini, dimana pendekatannya dimulai dari pembekalan awal, lalu sharing. Diharapkan nantinya ada pendampingan bagi kelompok-kelompok untuk mewujudkan apa yang sudah dibekali tadi. “Mungkin yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjut dari pembekalan tadi, assesment kebutuhan untuk merumuskan program peningkatan kapasitas kewirausahaan yang berkelanjutan,” ujarnya. Dirinya berharap agar kelompok-kelompok tersebut diberi contoh bagaimana membuat rencana usaha, yang diawali dengan studi kelayakan, proses produksi, penentuan harga, pemasaran dan pengembangan keorganisasian, serta ramah lingkungan tambahnya.
Salah satu peserta kegiatan ini yang merupakan pengusaha budidaya Jamur dari Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo, Karwaji (64) menilai bahwa kegiatan ini sangat baik untuk kepentingan pemberdayaan kelompok usaha, dirinya berharap supaya segera ada penguatan modal yang diberikan untuk memperlancar usaha, “Saran saya untuk pertemuan selanjutnya ada kegiatan bagi kelompok semacam arisan, sehingga ada pengikatnya untuk anggota mau datang dan saling berkomunikasi,” ujar Pensiunan guru salah satu SD Negeri di Jetis, Kota Jogja ini. (Pram)



No comments:

Post a Comment