Monday, April 6, 2015

Murid Terkesan Pada Materi "Asking Permission"



Kursus Bahasa Inggris Bagi Anak-Anak di Griya Jati Rasa

Murid Terkesan Pada Materi Asking Permission


                                                                                 GRIYA JATI RASA (ISMI)
 
         Suasana belajar bahasa Inggeris kelas anak-anak di Pondok Tali Rasa, 
        Jl. Dumung 100, CT VIII Karanggayam, Senin (9/3) lalu.

 
DUMUNG – Salah seorang murid Kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak di Yayasan Griya Jati Rasa, yang bernama Nur Oktaviana (11) mengaku terkesan pada salah satu materi pembelajaran program ini, yaitu mengenai topik Asking Permission. Dirinya mengaku bisa mendapatkan wawasan dan tambahan pengetahuan berbahasa Inggris yang menyangkut aspek sopan santun bila akan ke belakang.
“Saya terkesan pada materi Asking Permission karena bisa mendapat pengetahuan tentang sopan santun dalam bahasa Inggris, sebagai contoh, May I wash my hand, please,” ungkapnya saat ditemui pada kegiatan Pelatihan Bahasa Inggris, Senin (6/4) Siang, di Pondok Tali Rasa, Jalan Dumung 100, Karanggayam, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Nur Oktaviana yang akrab dipanggil Via ini mengaku terkesan karena bisa menggunakan contoh kalimat bahasa inggris tersebut untuk menyatakan bila akan izin ke belakang. Pada kesempatan yang sama, Yohanna Kurnitta (28) Pengajar Bahasa Inggris di Griya Jati Rasa, menjelaskan apa yang dimaksud oleh salah satu muridnya tersebut. “Sebetulnya pemakaian kalimat May I wash my hand, please, maknanya luas, sehingga bisa dipakai untuk menyatakan izin ke belakang,” jelasnya.
Kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak yang diselenggarakan oleh Yayasan Griya Jati Rasa setiap hari Senin sejak 9 Februari 2015 lalu itu, saat ini muridnya mencapai 13 orang, kebetulan semuanya merupakan siswi SD Deresan yang lokasinya tidak jauh dari tempat kursus tersebut. Awalnya murid yang ikut sebanyak 10 orang yang kebanyakan adalah murid les menari yang programnya gratis dan  juga diadakan di Pondok Tali Rasa. Les menari ini bahkan sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu, mereka berhasil mengajak 3 teman lainnya untuk bergabung dalam kursus bahasa Inggris ini sehingga ada murid kursus bahasa Inggris yang bukan dari murid les menari.

Gratis Karena Kurikulumnya Bersifat Ujicoba 

Direktur Yayasan Griya Jati Rasa DR Farsijana Adeney-Risakotta (50) menyatakan bahwa kegiatan pelatihan bahasa Inggris buat anak-anak ini merupakan salah satu unit usaha English program yang bisa diberikan pada masyarakat dengan biaya terjangkau. Saat ini masih bersifat gratis karena kurikulumnya masih bersifat uji coba, “Rancangannya agak berbeda daripada kurikulum biasanya, kurikulum ini lebih dikhususkan supaya anak lebih banyak bicara dan sebelumnya harus bisa mendengar dengan baik,” jelas Dosen UKDW ini saat ditemui di Pondok Tali Rasa, Senin (6/4) Siang.
  Sumber dana kegiatan ini berasal dari Yayasan Griya Jati Rasa, sebagai bagian amal kepada masyarakat, “Masih gratis dalam rangka uji coba, untuk tahap selanjutnya bisa ada sumbangan untuk live in, pentas, ya diajak menabung untuk merencanakan kegiatan mereka,” ungkap Farsijana Adeney-Risakotta. 
Untuk tahap kurikulum uji coba ini rencananya sekitar 13-14 tatap muka. Peluang untuk membuka kelas baru tetap terbuka tetapi tidak dalam waktu dekat karena kurikulumnya harus diuji coba terlebih dahulu. “Boleh membawa teman-teman baru yang pria, tetapi itu untuk kelas baru yang sudah diuji nantinya,” tutur Farsijana.
Sementara itu, Morista Sasi Apriliana (10) yang juga salah satu murid di Kursus Bahasa Inggris ini, mengaku merasakan dampak dari ikut kegiatan ini, yaitu adanya peningkatan nilai ulangan harian dalam mata pelajaran bahasa inggris di sekolahnya. “Dulu mendapat nilai 76-80 terus sekarang nilainya 88,” ungkap siswi yang memiliki nama panggilan Sasi ini.
Namun Sasi juga mengaku masih kesulitan untuk membedakan angka ganjil (odd number) dan angka genap (even number) ke dalam bahasa Inggris. Sasi dan Via mengaku masih kesulitan dalam berbicara atau pelafalan bahasa Inggris. Walau demikian mereka berdua mengakui bila penyampaian materi dan cara mengajar di kursus ini jelas dan tidak terlalu cepat sehingga mudah dimengerti. Via berharap bisa lancar berbahasa Inggris dan gurunya bisa menyampaikannya tetap secara jelas, singkat dan tepat serta materinya lebih diperluas.
Pengajar Kursus Bahasa Inggris di Griya Jati Rasa, Yohanna Kurnitta mengungkapkan bahwa peserta didiknya memiliki semangat untuk belajar dan itu merupakan modal dasar atau potensi sehingga peluang keberhasilannya besar. Selain itu lokasi kegiatan belajar bahasa Inggrisnya di Outdoor (luar ruangan) sehingga bisa lebih santai dan mudah untuk beradaptasi dengan kondisi anak serta mudah melihat apa yang mereka butuhkan.
“Kesulitannya kalau anak-anak sedang tidak mood, sebagai contoh minggu lalu semuanya ribut jadi gak konsen, itu karena jam pelajarannya diganti dari pukul 14.00 menjadi pukul 13.15 WIB, sehingga mereka belum istirahat,” ujar Yohanna Kurnitta. Untuk mengatasi rasa tidak mood peserta didiknya, Yohanna Kurnitta membawa situasi kelas dalam suasana permainan sehingga diharapkan murid-muridnya bersemangat kembali, itu sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan bad mood, selain juga bisa untuk mengakrabkan.
Yohanna Kurnitta berharap semoga murid-muridnya bisa mendapat manfaat dari program ini, mereka semakin konfinden dalam berbicara dalam bahasa Inggris. “Semoga apa yang mereka dapat di sini bisa diterapkan di sekolah dan lingkungan lain,” harapnya (Dit).

No comments:

Post a Comment