Kursus Bahasa
Inggris Bagi Anak-Anak di Griya Jati Rasa
Murid Terkesan Pada Materi Asking
Permission
GRIYA JATI RASA (ISMI) |
Suasana belajar bahasa Inggeris kelas anak-anak di Pondok Tali Rasa,
Jl. Dumung 100, CT VIII Karanggayam, Senin (9/3) lalu.
DUMUNG – Salah seorang murid
Kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak di Yayasan Griya Jati Rasa, yang bernama Nur
Oktaviana (11) mengaku terkesan pada salah satu materi pembelajaran program
ini, yaitu mengenai topik Asking Permission. Dirinya mengaku bisa
mendapatkan wawasan dan tambahan pengetahuan berbahasa Inggris yang menyangkut
aspek sopan santun bila akan ke belakang.
“Saya terkesan pada materi Asking
Permission karena bisa mendapat pengetahuan tentang sopan santun dalam
bahasa Inggris, sebagai contoh, May I wash my hand, please,” ungkapnya
saat ditemui pada kegiatan Pelatihan Bahasa Inggris, Senin (6/4) Siang, di
Pondok Tali Rasa, Jalan Dumung 100, Karanggayam, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Nur Oktaviana yang akrab dipanggil
Via ini mengaku terkesan karena bisa menggunakan contoh kalimat bahasa inggris
tersebut untuk menyatakan bila akan izin ke belakang. Pada kesempatan yang
sama, Yohanna Kurnitta (28) Pengajar Bahasa Inggris di Griya Jati Rasa,
menjelaskan apa yang dimaksud oleh salah satu muridnya tersebut. “Sebetulnya
pemakaian kalimat May I wash my hand, please, maknanya luas, sehingga
bisa dipakai untuk menyatakan izin ke belakang,” jelasnya.
Kursus Bahasa Inggris untuk
anak-anak yang diselenggarakan oleh Yayasan Griya Jati Rasa setiap hari Senin sejak
9 Februari 2015 lalu itu, saat ini muridnya mencapai 13 orang, kebetulan
semuanya merupakan siswi SD Deresan yang lokasinya tidak jauh dari tempat
kursus tersebut. Awalnya murid yang ikut sebanyak 10 orang yang kebanyakan
adalah murid les menari yang programnya gratis dan juga diadakan di Pondok Tali Rasa. Les menari
ini bahkan sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Seiring berjalannya
waktu, mereka berhasil mengajak 3 teman lainnya untuk bergabung dalam kursus
bahasa Inggris ini sehingga ada murid kursus bahasa Inggris yang bukan dari
murid les menari.
Gratis Karena Kurikulumnya
Bersifat Ujicoba
Direktur Yayasan Griya Jati
Rasa DR Farsijana Adeney-Risakotta (50) menyatakan bahwa kegiatan pelatihan
bahasa Inggris buat anak-anak ini merupakan salah satu unit usaha English
program yang bisa diberikan pada masyarakat dengan biaya terjangkau. Saat ini masih
bersifat gratis karena kurikulumnya masih bersifat uji coba, “Rancangannya agak
berbeda daripada kurikulum biasanya, kurikulum ini lebih dikhususkan supaya
anak lebih banyak bicara dan sebelumnya harus bisa mendengar dengan baik,”
jelas Dosen UKDW ini saat ditemui di Pondok Tali Rasa, Senin (6/4) Siang.
Sumber
dana kegiatan ini berasal dari Yayasan Griya Jati Rasa, sebagai bagian amal
kepada masyarakat, “Masih gratis dalam rangka uji coba, untuk tahap selanjutnya
bisa ada sumbangan untuk live in, pentas, ya diajak menabung untuk merencanakan
kegiatan mereka,” ungkap Farsijana Adeney-Risakotta.
Untuk tahap kurikulum uji coba
ini rencananya sekitar 13-14 tatap muka. Peluang untuk membuka kelas baru tetap
terbuka tetapi tidak dalam waktu dekat karena kurikulumnya harus diuji coba
terlebih dahulu. “Boleh membawa teman-teman baru yang pria, tetapi itu untuk
kelas baru yang sudah diuji nantinya,” tutur Farsijana.
Sementara itu, Morista Sasi
Apriliana (10) yang juga salah satu murid di Kursus Bahasa Inggris ini, mengaku
merasakan dampak dari ikut kegiatan ini, yaitu adanya peningkatan nilai ulangan
harian dalam mata pelajaran bahasa inggris di sekolahnya. “Dulu mendapat nilai
76-80 terus sekarang nilainya 88,” ungkap siswi yang memiliki nama panggilan
Sasi ini.
Namun Sasi juga mengaku masih
kesulitan untuk membedakan angka ganjil (odd number) dan angka genap (even
number) ke dalam bahasa Inggris. Sasi dan Via mengaku masih kesulitan dalam
berbicara atau pelafalan bahasa Inggris. Walau demikian mereka berdua mengakui
bila penyampaian materi dan cara mengajar di kursus ini jelas dan tidak terlalu
cepat sehingga mudah dimengerti. Via berharap bisa lancar berbahasa Inggris dan
gurunya bisa menyampaikannya tetap secara jelas, singkat dan tepat serta
materinya lebih diperluas.
Pengajar Kursus Bahasa Inggris
di Griya Jati Rasa, Yohanna Kurnitta mengungkapkan bahwa peserta didiknya
memiliki semangat untuk belajar dan itu merupakan modal dasar atau potensi sehingga
peluang keberhasilannya besar. Selain itu lokasi kegiatan belajar bahasa Inggrisnya
di Outdoor (luar ruangan) sehingga bisa lebih santai dan mudah untuk
beradaptasi dengan kondisi anak serta mudah melihat apa yang mereka butuhkan.
“Kesulitannya kalau anak-anak
sedang tidak mood, sebagai contoh minggu lalu semuanya ribut jadi gak
konsen, itu karena jam pelajarannya diganti dari pukul 14.00 menjadi pukul
13.15 WIB, sehingga mereka belum istirahat,” ujar Yohanna Kurnitta. Untuk
mengatasi rasa tidak mood peserta didiknya, Yohanna Kurnitta membawa
situasi kelas dalam suasana permainan sehingga diharapkan murid-muridnya
bersemangat kembali, itu sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan bad
mood, selain juga bisa untuk mengakrabkan.
Yohanna Kurnitta berharap
semoga murid-muridnya bisa mendapat manfaat dari program ini, mereka semakin
konfinden dalam berbicara dalam bahasa Inggris. “Semoga apa yang mereka dapat
di sini bisa diterapkan di sekolah dan lingkungan lain,” harapnya (Dit).
No comments:
Post a Comment